Salam
Deus Providebit!!
Ijinkan saya mengawali tulisan di blog perdana ini dengan sebuah salam yang cukup terkenal dari Ibu Magdalena Daemen, pendiri konggregasi biarawati (suster-suster) Ordo Santo Fransiskus yang biasa dikenal sebagai OSF. Kalimat tersebut merupakan sebuah permenungan dari Ibu Magdalena Daemen yang menjawab keraguan banyak orang akan keinginan beliau untuk mendirikan sebuah perkumpulan rohani wanita (biarawati/suster) di kota Heythusen, Belanda. Keragu-raguan yang wajar dari masyarakat setempat bahkan dari pejabat Gereja Katolik Belanda karena beliau seorang anak petani miskin dan kurang pendidikan memadai. Sehingga oleh beliau semua keraguan tersebut dijawab dengan 2 kata "Deus Providebit" yang kurang lebih artinya "(Biarlah) Tuhan yang menyelenggarakan". Sebuah kalimat sederhana yang menunjukkan kepasrahan seorang beriman akan karya penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya dan Ibu Magdalena Daemen membuktikan kalimatnya tersebut bahwa Konggregasi Suster-suster OSF menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia lalu berkarya di bidang kesehatan serta pendidikan. Hal itu menjadi bukti nyata sebuah kalimat sederhana akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidup manusia meski terdengar mustahil.
Lalu, bagaimana dengan kita sebagai umat beriman? Saya yakin bahwa pembaca di blog ini bukan hanya umat Katolik saja namun ada juga dari saudara-saudari Muslim, Hindu, Kristen Protestan, Buddha dan Kong Hu Cu. Dalam ajaran agama anda masing-masing tentu juga diajarkan mengenai kepasrahan terhadap kehendak Tuhan dalam konsep bahasa yang berbeda-beda. Saya tidak ingin mencampuri ajaran agama masing-masing karena itu bukan bidang keahlian saya namun saya ingin menarik benang merah dari maksud judul saya diatas bahwa dalam hidup ini kita harus selalu berusaha, berusaha dan berusaha namun juga berdoa kepada Tuhan untuk memberikan yang terbaik terhadap hasil usaha kita. Biarlah Tuhan yang menyelenggarakan semua dalam hidup kita, karena sebagai umat-Nya kita sudah demikian dikasihi oleh Tuhan maka kita wujudkan kasih Tuhan tersebut dengan menunjukkan jerih payah kita hanya kepada-Nya. Semoga tulisan awal ini bisa membantu refleksi pribadi kita bahwa dalam hidup ini kita berpasrah pada penyelenggaraan Tuhan yang terbaik tentu dibarengi dengan usaha serta doa pribadi kita. Semoga dan Deus Providebit. Terima kasih.
(Bekasi, Perinagatan Jumat Agung 2020)
@ant_gindo
Ijinkan saya mengawali tulisan di blog perdana ini dengan sebuah salam yang cukup terkenal dari Ibu Magdalena Daemen, pendiri konggregasi biarawati (suster-suster) Ordo Santo Fransiskus yang biasa dikenal sebagai OSF. Kalimat tersebut merupakan sebuah permenungan dari Ibu Magdalena Daemen yang menjawab keraguan banyak orang akan keinginan beliau untuk mendirikan sebuah perkumpulan rohani wanita (biarawati/suster) di kota Heythusen, Belanda. Keragu-raguan yang wajar dari masyarakat setempat bahkan dari pejabat Gereja Katolik Belanda karena beliau seorang anak petani miskin dan kurang pendidikan memadai. Sehingga oleh beliau semua keraguan tersebut dijawab dengan 2 kata "Deus Providebit" yang kurang lebih artinya "(Biarlah) Tuhan yang menyelenggarakan". Sebuah kalimat sederhana yang menunjukkan kepasrahan seorang beriman akan karya penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya dan Ibu Magdalena Daemen membuktikan kalimatnya tersebut bahwa Konggregasi Suster-suster OSF menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia lalu berkarya di bidang kesehatan serta pendidikan. Hal itu menjadi bukti nyata sebuah kalimat sederhana akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidup manusia meski terdengar mustahil.
Lalu, bagaimana dengan kita sebagai umat beriman? Saya yakin bahwa pembaca di blog ini bukan hanya umat Katolik saja namun ada juga dari saudara-saudari Muslim, Hindu, Kristen Protestan, Buddha dan Kong Hu Cu. Dalam ajaran agama anda masing-masing tentu juga diajarkan mengenai kepasrahan terhadap kehendak Tuhan dalam konsep bahasa yang berbeda-beda. Saya tidak ingin mencampuri ajaran agama masing-masing karena itu bukan bidang keahlian saya namun saya ingin menarik benang merah dari maksud judul saya diatas bahwa dalam hidup ini kita harus selalu berusaha, berusaha dan berusaha namun juga berdoa kepada Tuhan untuk memberikan yang terbaik terhadap hasil usaha kita. Biarlah Tuhan yang menyelenggarakan semua dalam hidup kita, karena sebagai umat-Nya kita sudah demikian dikasihi oleh Tuhan maka kita wujudkan kasih Tuhan tersebut dengan menunjukkan jerih payah kita hanya kepada-Nya. Semoga tulisan awal ini bisa membantu refleksi pribadi kita bahwa dalam hidup ini kita berpasrah pada penyelenggaraan Tuhan yang terbaik tentu dibarengi dengan usaha serta doa pribadi kita. Semoga dan Deus Providebit. Terima kasih.
(Bekasi, Perinagatan Jumat Agung 2020)
@ant_gindo
Komentar
Posting Komentar