Liverpool,
Legenda Yang Terlahir Kembali

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbolastylo.bolasport.com%2Fread%2F172213801%2Fkata-juergen-klopp-usai-liverpool-juara-liga-inggris-2019-2020&psig=AOvVaw1vEgh0LKznYDT8mNbRmEUF&ust=1593331399676000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCJDnspnEoeoCFQAAAAAdAAAAABAD
Hai semua, salam jumpa lagi dalam blog kali ini setelah
sekian lama tidak berjumpa karena memang lagi musim corona kan ya hehehehe..
Oke kali ini saya mau ngebahas tentang Liverpool yang akhirna juara Liga Primer
Inggris musim 2019/2020. Saya sih bukan fans Liverpool, tidak seperti teman
saya lae Sando & masbro Puji (dua-duanya Liverpudlian sejati bukan fans
kaleng-kaleng hahahaha..) namun saya tertarik untuk mempelajari bagaimana prose
Liverpool menjadi juara liga..let’s check it out
Menurut data intelijen yang saya miliki yaitu, BIG
(Badan Intelijen Gindo) hahahahaha sori maksa, Liverpool terakhir juara sekitar
tahun 1990 an itu kurang lebih 30 tahun yang lalu. Kalian udah pada lahir belum
fans karbitan Liverpool (eh?) hahahaha, jadi proses yang cukup panjang tersebut
terbalaskan tahun sekarang dengan jadi juara liga mengalahkan Arsenal,
Manchester United, Chelsea, Manchester City yang notabene mendominasi liga
selama 30 tahunan ini.
Dan proses menjadi juara liga tahun ini tidaklah
instan, harus ada jatuh bangun dalam menjadi sebuah tim sepakbola juara. Bahkan
mi yang katanya instan, harus ada proses membuatnya kan, direbus, sobek bumbu,
nyiapin pelengkap dll belum lagi misalnya pas ngerebus airnya kebanyakan atau
bumbunya ambyar pas disobek atau bahkan pancinya tumpah pas lg ngerebus
hahahahaha.. jadi menjadi sebuah tim juara seperti Liverpool bukan butuh waktu
setahun saja.
Kembali lagi dari data intelijen BIG (Badan Intelijen
Gindo), Liverpool setelah era juara 1990 an bukanlah tim yang tidak mempersiapkan
diri dengan baik untuk musim berikutnya. Tentu mereka mempersiapkan manajemen
pemain, pelatih yang tepat, strategi yang baik untuk musim berikutnya namun
hadirnya Manchester United dengan dream team nya dibawah komando Alex Ferguson
menghancurkan dominasi Liverpool tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya Manchester
United, Arsenal bersama sang profesor Arsene Wenger juga menghambat Liverpool
menjadi juara liga. Praktis selama tahun-tahun berikutnya, sepakbola Inggris
terkenal dengan “The Big Four” alias Manchester United, Arsenal, Chelsea dan
Liverpool. Dan ketiga tim (MU, Arsenal, Chelsea) mampu menjadi juara liga
sementara Liverpool hanya rutin mengikuti Liga Champions. Itu sebelum Manchester
City merusak tatanan The Big Four dengan juara musim 2012/2013.
Prestasi melempem Liverpool di liga Inggris berbanding
terbalik dengan kontribusi di Liga Champions, tercatat 2005 menjadi tahun
terbaik Liverpool (sekaligus ironi) karena mereka jadi juara Liga Champions setelah
mengalahkan AC Milan di Istanbul, Turki. Luar biasanya, Liverpool tertinggal
3-0 di babak pertama lalu berhasil menyamakan 3-3 di babak kedua dan menang adu
penalti sehingga Liverpudlian menyebutnya dengan “Miracle Of Istanbul”. Ironisnya
di tahun itu meski jadi juara Liga Champions namun posisi di liga mereka
menempati urutan 5 sehingga secara aturan UEFA mereka tidak bisa lolos langsung
ke Liga Champions, hanya saja juara Liga Champions tahun itu menoleransi mereka
sebagai juara bertahan untuk tampil di Liga Champions tahun berikutnya. Tahun
2007, kembali Liverpool tidak jadi juara liga namun kembali ke final menghadapi
AC Milan hanya saja kalah 2-0 dari tim Italia tersebut. Setelahnya, sampai
sebelum tahun 2018 Liverpool hanya rutin ikut kompetisi Liga Champions saja
namun belum juara.
Tahun 2015, pelatih Jurgen Klopp datang ke Liverpool
dari Borussia Dortmund dengan membawa sejumlah harapan bahwa Liverpool akan
lebih baik dari musim sebelumnya. Saat konferensi pers, Jurgen Klopp mengatakan
bahwa dia tidak bisa menjadikan Liverpool juara secara singkat butuh waktu
setidaknya 4-5 tahun untuk juara. Apa yang dikatakan Klopp membuat sebagian
fans pesimis karena di Dortmund sendiri Klopp hanya juara liga namun kalah di
Liga Champions (kalo Mourinho disebut The Special One, maka Klopp disebut The Special
Two alias runner up hehehehe), dan itu terbukti tahun 2018 saat Liverpool kalah
dari Real Madrid di final Liga Champions. Padahal Liverpool ga jelek-jelek
amat, pemain top seperti Mo Salah, Mane, Firmino, Henderson, mampu mengimbangi Ramos,
Bale, Ronaldo. Blunder Karius lah yang menjadi biang kerok Liverpool gagal
juara dan predikat runner up kembali diterima Klopp sama seperti waktu dia
menukangi Borussia Dortmund yang kalah dari Bayern Munchen di final 2013.
Proses demi proses yang Klopp alami bersama Liverpool
akhirnya berbuah manis di final Liga Champions 2019, dimana mereka mengalahkan
sesama tim Inggris Tottenham Hotspurs 2-0 dan dari situ fans meyakini bahwa
juara liga Inggris hanya tinggal menunggu waktu saja karena permainan Liverpool
begitu atraktif, efektif dan merata di semua lini. Saya bukan ahli strategi
bola namun Liverpool sangat bagus dalam komposisi pemain, antara yang muda
dengan senior ditambah taktik gegenpressing ala Klopp yang menjadikan Barcelona
kalah 4-0 di Anfield saat semifinal.
Awal musim 2020, Liverpool tancap gas dengan komposisi
pemain yang tidak jauh beda dengan musim sebelumnya saat mereka juara Liga
Champions. Poin demi poin kemenangan berhasil mereka dapatkan hingga muncul
wabah corona yang membuat liga Inggris tertunda selama beberapa pekan. Posisi
teratas liga sudah mereka amankan dan wabah corona sempat membuat opsi liga
dihentikan, tidak ada juara dan diatur ulang formatnya untuk tahun depan. Hal
ini membuat fans Liverpool menjadi emosi mengenai wacana penghentian liga,
seolah-olah sudah berjuang dari 0 kok dihentikan gitu aja. Kayak udah PDKT lama
namun tiba-tiba ditikung dibikin ambyar hahahaha.. namun akhirnya opsi liga
dilakukan secara terbatas dilakukan PSSI-nya Inggris dan voila jadilah Liverpool
juara liga Inggris setelah mendapat kepastian Manchester City kalah dari
Chelsea 2-1. Kepastian juara karena nilai Liverpool tidak mungkin lagi terkejar
oleh Manchester City atau tim lainnya sehingga meski masih ada sisa 7
pertandingan lagi. Selamat untuk Liverpool dan Liverpudlian seluruh dunia, YNWA
hehehe..
Nah, refleksi apa yang bisa kita ambil dari Liverpool
ini, ada beberapa catatan saya:
1. Slogan
fans Liverpool yaitu YNWA atau You’ll Never Walk Alone, ini salah satu kekuatan
magis motivasional dari fans terhadap Liverpool. Kurang lebih artinya bahwa kamu
tidak berjalan sendiri, sebuah kata sederhana yang mau menggambarkan bahwa
perjuangan atau proses hidup tidak kita jalani sendiri. Kita bersama-sama
dengan teman, sahabat, keluarga, bahkan Tuhan sendiri yang mendampingi proses hidup
kita. Liverpool saat menang, saat kalah selalu ada fans yang mendampingi. Kalimat
You’ll Never Walk Alone benar-benar terasa sebagai sebuah dukungan fans kepada
klubnya dan pun sebaliknya. Maka kita bisa menjadikan kalimat YNWA ini sebagai
sebuah kekuatan kita bahwa dalam proses hidup, apapun yang terjadi, kita akan
selalu bersama-sama dengan orang-orang terdekat kita. Kita tidak berjalan
sendiri, akan ada pribadi-pribadi yang mau membantu proses perjuangan hidup
kita.
2. Semangat
untuk mau memperbaiki yang salah dan beradaptasi dengan perubahan, ya ini hal kedua
yang bisa kita pelajari dari Liverpool. Setelah mereka juara tahun 1990an,
pepatah mempertahankan lebih sulit daripada meraih menjadi terbukti. Tanpa
mengurangi rasa hormat kepada pelatih & pemain Liverpool era setelah
1990an, namun Liverpool menjadi kehilangan taji untuk bersaing dengan Manchester
United, Arsenal & Chelsea. Perbaikan-perbaikan hingga adaptasi akhirnya
mereka lakukan saat mendatangkan Jurgen Klopp dan kepercayaan manajemen dibuktikan
Klopp dengan menjadi juara Liga Champions 2019. Nah hal inilah yang perlu juga
kita refleksikan bahwa proses adaptasi terhadap jaman serta perbaikan-perbaikan
perlu kita lakukan dalam memperjuangkan proses hidup kita. Tidak bisa kita
gunakan cara lama dalam jaman yang baru ini, kita harus inovatif dalam membiasakan
diri untuk perubahan. Jika tidak, kita akan tergerus tidak berkembang apapun.
3. Fokus
dengan tujuan yang ingin kita capai, hal ketiga ini yang menurut saya sudah
dilakukan sejak mereka juara 1990an. Tapi kok gagal jadi juara lagi? Nah masalahnya
bukan karena di tim mereka namun ada yang lebih baik dari mereka, siapa saja? Manchester
United, Arsenal dan Chelsea adalah tim terbaik yang mengalahkan Liverpool.
Namun fokus untuk menjadi juara tidak berhenti, mereka konsisten mencari cara
untuk bisa juara meski ya bongkar pasang pemain, pelatih namun mereka tetap
fokus untuk menjadi tim terbaik. Maka, dalam hidup meski seolah-olah tujuan
kita konyol bahkan ditertawakan, tetaplah kita fokus untuk meraihnya. Memang
ada saja halangan dan tantangan namun jika kita selalu berusaha terbaik, kita
yakini kita bisa serta terus memperbaiki diri niscaya hasil terbaik kita raih.
Ibaratnya, usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Jadi, teman-teman itulah hal yang bisa saya bagikan
dalam tulisan kali ini. Semoga bisa kita jadikan sebagai refleksi hidup
bersama, hal yang sederhana namun ada makna luar biasa. Terima kasih sudah
membaca, sampai jumpa lagi. Deus Providebit.
Bekasi, Juni hari ke 27
@ant_gindo
Komentar
Posting Komentar